Keamanan Jaringan

Widget Animasi

Minggu, 08 Februari 2015

Teks Eksposisi

Pengaruh Sinetron Indonesia Terhadap Remaja
Pada zaman sekarang, mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, dan bahkan mungkin sampai orang tua, tidak terlepas dari yang namanya “sinetron” (sinema elektronik). Sinetron sudah menjadi menu sehari-hari untuk sebagian orang. Penilaian masyarakat pun terhadap sinetron Indonesia pasti berbeda-beda dan tergantung sinetron tersebut seperti apa. Yang menjadi pembicaraan pada saat ini adalah tayangan atau adegan yang tampak tidak wajar pada sinetron tersebut. Saya pun kurang setuju untuk perihal itu, karena adegan tidak wajar seperti berciuman atau berpelukan merupakan contoh yang tidak baik untuk kita sebagai masyarakat Indonesia yang bermayoritas umat Islam. Mungkin sebagian orang tua pun khawatir akan sinetron yang terdapat adegan tidak wajar tersebut karena takut ditiru oleh anak-anaknya.
Sinetron biasanya berisi cerita drama fiktif yang dewasa dan sebagian besar mengangkat tema percintaan, seks, horror, kekerasan dan konflik. Sinema-sinema semacam itu sering menawarkan gaya hidup yang cenderung glamour dan penuh gengsi serta jauh dari realita. Selain itu sinema seperti itu juga sering sekali mengandung alur cerita yang kerap dengan penindasan, pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran-pelanggaran lainnya. Sehingga sejumlah pihak mengadu kepada KPI atas pelanggaran-pelanggaran tersebut. Menurut KomisionerKPI, Agatha Lily, “sepanjangtahun 2013 sampai dengan April 2014, KPI menerima sebanyak 1600-an pengaduan masyarakat terhadap program sinetron yang dianggap meresahkan dan membahayakan pertumbuhan fisik dan mental anak serta mempengaruhi perilaku kekerasan terhadap anak”. Banyak sekali dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan dari sinetron. Kini sinetron sudah merubah gaya berpakaian, cara berbicara hingga kebiasaan-kebiasaan ditiru oleh remaja yang umurnya sekitar 11 sampai 15 tahun. Mereka dapat mencontoh gaya berbicara pemeran dalam sinetron tersebut. Dan akhirnya mereka menirunya. Nah jadi kita harus dapat memilah dan memilih tontonan yang baik dan mampu mengambil hikmah sehingga mengandung nilai pembelajaran.
Program sinetron kerap menggunakan judul-judul yang sangat provokatif dan tidak pantas, seperti: Sumpah Pocong Di Sekolah, Merebut Suami Dari Simpanan dan masih banyak lagi.Pengaruh sinetron mengenai ceritanya yang bertema ghaib atau horror dapat mendorong orang untuk percaya bahwa ada makhluk selain jin dan manusia serta akan menimbulkan kesyirikan. Namun sudah jelas dalam Qur’an Surat Adz-Dzaariyaat ayat 56, yang artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. Nah sudah jelas bukan bahwa di dunia ini tidak ada setan seperti pocong, kuntilanak, dsb. Atas pelanggaran yang diadukan oleh sejumlah pihak kepada KPI, akhirnya KPI mengambil tindakan tegas dengan menyatakan stasiun televisi agar segera memperbaiki sinetron tersebut. Dan Production House (PH) agar tidak memproduksi program sinetron yang tidak mendidik dan merusak moral anak bangsa. Dan KPI juga meminta kepada orang tua dan remaja agar selektif dalam memilih tayangan TV dan tidak menonton sinetron yang bermasalah.